Anak Ranking Terakhir – Jelang masa pembagian raport anak di sekolah, para orang tua termasuk Bunda pasti sudah harap-harap cemas dengan hasil belajar anak selama satu semester. Bunda jelas berharap anak mendapatkan nilai raport yang baik serta mendapatkan peringkat tertinggi di kelas.
Namun, bagaimana jika harapan tersebut tetap menjadi harapan? Alias anak mendapatkan ranking terakhir di kelas. Sebagian besar orang tua pasti akan memarahi anak karena tidak memenuhi ekspektasi mereka. Padahal, hal tersebut bukanlah cara yang baik dalam mendidik anak.
Gracia Ivonika, M. Psi, seorang psikolog menjelaskan anak yang mendapatkan ranking terakhir merupakan suatu pengalaman signifikan yang mampu mempengaruhi psikologis anak. Karena, akan timbul tekanan internal akibat perasaan sedih, kecewa, marah dan kurangnya sense of competence.
Anak pun harus menghadapi tekanan dari eksternal, seperti pandangan atau penilaian orang lain serta penerimaan teman dan guru. Menghadapi kondisi semacam itu, tentunya anak membutuhkan dukungan emosional dan pendampingan yang tepat dari orang tua. Tetapi sayangnya, orang tua sering memberikan respons yang kurang tepat dan justru menambah tekanan psikologis anak.
Tips Motivasi Anak Agar Kembali Semangat
Psikolog yang akrab disapa Ivon mengatakan, orang tua perlu menyadari dan menerima kondisi tersebut sebelum memberikan respons pada anak. Ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri sembari mempertimbangkan, bagaimana respons yang tepat dalam menghadapi anak dalam kondisi semacam ini. Nah Bang Rozak akan merangkumnya kali ini.
Psikolog Ivon memberikan beberapa tips agar menumbuhkan kembali semangat anak, di antaranya:
Berikan Dukungan Emosional Pada Anak
Dibanding langsung menyalahkan atau memarahi anak, sebaiknya Bunda lebih bersikap terbuka dalam memahami sudut pandang anak.
Jadilah pendengar yang baik atas kesulitan yang selama ini anak hadapi. Dengan begitu, Bunda jadi bisa lebih memahami kondisi dan kebutuhan anak secara tepat.
Tetap Mengapresiasi Anak
Anak mungkin sudah berusaha semaksimal mungkin dalam belajar dan ujiannya. Oleh karena itu, Bunda harus tetap memberikan apresiasi untuk usaha yang anak lakukan selama ini.
Kemudian, Bunda bisa membantu anak untuk mengeksplorasi hal-hal yang berpotensi untuk dikembangan atau ditingkatkan.
Berikan Fasilitas Pada Anak Sesuai Kebutuhan
Setelah memahami kesulitan yang anak alami secara tepat, Bunda bisa membantu anak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya, seperti memberikan kursus tambahan, memfasilitasi kelompol belajar dengan teman-teman sebayanya, dan sebagainya.
Membantu Anak Membangun Ekspektasi dan Target yang Realistis
Bunda, penting sekali untuk memahami dan menerima kemampuan anak. Setiap anak pada dasarnya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Peringkat secara akademik bukan merupakan satu-satunya aspek yang menentukan keberhasilan anak Bunda di masa depan nantinya.
Mengarahkan Anak Dalam Mengembangkan Kemampuan atau Hobi
Orang tua pun perlu mengarahkan anak dalam mengembangkan kemampuan dan hobi yang mereka miliki di luar akademis. Misalkan, di bidang kesenian, olahraga dan bahasa. Sumber lain di luar akademik akan mengembangkan kepercayaan dan konsep diri anak yang lebih positif.
Orang Tua Bersinergi dengan Guru Dalam Meningkatkan Performa Akademik Anak
Contohnya, lakukan komunikasi secara berkala dengan guru terkait perkembangan anak di sekolah. Lalu, mintalah masukan atau saran dari guru maupun konselor sekolah untuk memenuhi kebutuhan anak.
Apabila Bunda menyadari ada masalah kesulitan belajar atau hal lain yang memengaruhi anak, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor agar mendapatkan penanganan yang tepat.